Minggu, 10 April 2011

MATERI 4 MANUSIA DAN CINTA KASIH

 ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR (ISBD)

 DOSEN PENGAMPU : ANA MAULANA, Mp.d

 

(Nena Yuliandari I B Pendidikan Matematika) 

 

MANUSIA DAN CINTA KASIH

Tentulah manusia membutuhkan cinta dan kasih sayang antara manusia di sekeliling. Karena cinta merupakan suatu ungkapan perasaan yang jarang terucap namun hanya dapat dirasakan. Cinta dan kasih sayang merupakan kebutuhan pokok untuk memperoleh kenyamanan, kedamaian, rukun dan tenteram. Akan tetapi cinta dan kasih mempunyai perbedaan. Cinta itu lebih pada perasaan yang mendalam, sedangkan kasih merupakan wujud pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, suatu pengarahan pada orang yang dicinta.
Cinta dituntut untuk keutuhan sebagai berikut:
1. Rasa tanggung jawab
2. Pengorbanan
3. Kejujuran
4. Saling percaya
5. Pengertian
6. Saling terbuka
Apabila hilang salah satunya maka, bisa terjadi keretakan cinta.

KONSEP KEADILAN
Keadilan adalah suatu keseimbangan atau keharmonisan antara menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Menurut Aristoteles keadilan adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan bisa diartikan sebagai titik tengah di antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit.
Menurut sumbernya keadilan ada dua macam, yaitu:
1. Keadilan individual, adalah keadilan yang bergantung pada kehendak baik atau kehendak buruk masing-masing individu.
2. Keadilan sosial, adalah keadilan yang pelaksanaannya bergantung pada struktur-struktur itu tedapat dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan ideologi.
Ciri- ciri nilai keadilan
- Tidak memihak
- Sama hak
- Sah menurut hukum
- Layak dan wajar
- Benar secara normal
Dengan adanya keadilan, maka kesadaran akan hak yang sama bagi setiap warga negara, selain itu adanya kewajiban yang sama, dan hak serta kewajiban untuk menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran. Karena keadilan pun merupakan suatau kebutuhan dalam hidup.

MATERI 3 MANUSIA DAN PERMASALAHANNYA

Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD)
Dosen Pengampu : Drs. Ana Maulana, M. Pd.
 

MANUSIA DAN PERMASALAHANNYA

Manusia itu tidak akan lepas dari yang namanya masalah karena, manusia adalah mahkluk yang serba ingin, ingin baik, ingin sehat, ingin sejahtra, ingin kaya, ingin senang, ingin dihormati, ingin dicintai, ingin membahagiakan orang lain, ingin berbagi kesenangan, ingin meninggikan martabat dan derajat sesamanya, dan ada juga ingin menjerumuskan sesamanaya.
Masalah adalah fitamin untuk menumbuhkembangkan derajat seseorang pabila orang itu dapat menyelesaikannya dengan baik dan harmonis.
Masalah jangan dicari (dibuat), tapi juga jangan dihindari (lari), hidup di dunia itu saya yakin takan lepas dari masalah karna ini adalah ajang ujian yang hatus diterima manusia sebagai mahkluk yang di percayai oleh Sang Kholiq untuk mengurus bimu ini. Manuia yang tidak menimbulkan masalah dan dapat menyelesaikan masalah dengan baik menurut Allah itulah manusia yang akan mendapatkan penghargaan tertinggi dari Sang Kholiq Allah SWT. Sebab alujroh bikodhril masakot upah itu tergantung pada bagaimana usahanya, makin sulit yang dihadapi makin baikpula hasil yang akan diraih kalu bisa mengatasinya. Sarang burung walet itu adanya di goa-goa dekat laut, mengambilnyapun harus punya nyali dan berani mempertaruhkan nyawa, itu setimpal dengan harganya yang mahal.
MASALAH SOSIAL
 Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah ketidak sesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat.
 Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada.
 Sebuah masalah dikatakan sbagai masalah sosial apabila bersangkutan dengan hubungan antar manusia dan mengganggu keutuhan antar masyarakat.
 Pada dasarnya masalah sosilal menyangkut nilai-nilai sosial dan moral.
MASALAH?...
Masalah adalah: kesenjangan antara harapan dan kenyataan
Dalam bermasyarakat kalau satu saja ada unsur-unsur yang tidak normal atau tidak berjalan sebagaimana mestinya maka, itu akan menimbulkan masalah, bisa berakibat kekecewaan, penderitaan, dan kesengsaraan.
KENAPA DISEBUT MASALAH SOSIAL?....
o KERITERIA SUATU MASALAH SOSIAL
 Tidak adanya persesuaian antara ukuran-ukuran dan nilai-nilai sosial dengan kenyataan-kenyataan dan tindakan sosial.
 Sumber-sumber masalah sosial sering diartikan sempit
 Fihak-fihak yang menetapkan apakan suatu kepincangan merupakan masalah sosila atau tidak
 Manifest social problem & latent social problem
 Perhatian masyarakat & masalah sosial
o KLASIFIKASI MASALAH SOSIAL
Disebut masalah sosial: karena bersangkutan dengan hubungan antara manusia dan di dalam kerangka bagian-bagian kebudayaan yang normatif.
o Klasifikasi sustu persoalan sebagai masalah sosial
 Tata kelakuan yang menyimpang
 Ukuran ukuran umum segi moral
Tata kelakuan yang menyimpang. Setiap manusia sudah ada aturan untuk hidup, setiap tingkah laku sudah ada aturannya menurut ajaran yang dianut masingmasing atau aturan di wilayahnya. Kalau kita ada di aturan islam, kita sudah pasti mempunyai pedoman yang dinamakan Al-Qur’an dan bagaimanapun bentuk dan caranya asal menyimpang dari ajaran Al-Qur’an maka itu bisa menimbulkan masalah, dan masalah ini yang akan menggiringnya pada kegagalan untuk meraih kebahagiaan yang kekal.
Kalau dalam wilayahnya atau lingkungan ada kejanggalan atau penolakan dari segelintir orang atau kelompok pada adat istiadat dan aturan yang diterapkan dalam wilayah itu maka, kerusakan, keresahan, dan kekecewaan akan timbul.
Setiap masyarakat mempunyai ukuran yang berbeda waktu dan tempatnya dalam menyikapi atau menanggapi suatu hal yang terjadi di wilayahnya apaka itu merupakan masalah atau bukan. Ini yang disebut sebagai keragaman yang mana tiap-tiap masarakat mempunyai aturanya masing-masing misalkan, di masarakat muslim yang berpedoman pada Al-Qur’an daging anjing dan babi itu haram untuk dimaakn apalagi di komsumsi tapi pada suatu daerah atau masarakat yang lain itu sudah menjadi kebiasaan untuk memakan daging anjing dan babai itu, ini tak menimbulkan masalan bagi mereka, tapi kalau daging-daging itu dimakan oleh kalangan umat muslim itu tentunya akan menimbulkan masalah.
BAGAIMANA MERUMUSKAN MASALAH SOSIAL?...
 Dengan menmbuat indeks-indeks
 Indeks simpelerates yaitu, angka laju gejala-gejala abnormal dalam masyarakat
 Conposite indices yaitu, gabungan indeks-indeks dari bermacam-macam acpek yang mempunyai kaitan satu sama lain sosial unrest (keresahan sosial)
PENYEBAB MASALAH SOSIAL DIKLASIFIKASIKAN DALAM EMPAT KATAEGORIS
 Faktor ekonomis: kemiskinan penganguran
 Faktor biologis: penyakit
 Faktor pesikologis: syarap, bunuh diri
 Faktor kebudayaan: perceraian kejahatan

Nena Yuliandari I B Pendidikan Matematika

Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD)
Dosen Pengampu : Drs. Ana Maulana, M. Pd.

Pengertian Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya
Sumber dari semua ilmu pengetahuan adalah filsafat (philosophia), dari filsafat itu lahir tiga cabang ilmu pengetahuan :
1.Natural Science (ilmu-ilmu alam meliputi : fisika, kimia, biologi, dll)
2. Sosial sciiences (ilmu-ilmu sosial yang meliputi :sejarah, politik, ekonomi dan lain-lain)
3.Humanities (ilmu-ilmu budaya meliputi : bahasa, agama, kesenian, dll).

Ilmu sosial dinamakan demikian karena ilmu tersebut mengambil masyarakat atau kehidupan bersama sebagai objek yang dipelajarinya. Objek social science adalah manusia sedangkan untuk membedakan antara ilmu-ilmu sosial adalah focus of interest (pusat perhatian).
Misalnya
1.Ilmu ekonomi yang menjadi pusat yang dipelajarinya adalah usaha-usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan materilnya dari bahan-bahan yang terbatas ketersediaannya.
2.Ilmu politik pusat perhatiaanya mengenai kekuasaan manusia.

Ilmu budaya adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling mendasar dalam kehidupan manusia sebagai makhluk berbudaya (homohumanus). Dan masalah-masalah yang menyertainya, sering disebut sebagai humanities yang merupakan pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang konsep-konsep yang dapat digunakan untuk masalah-masalah manusia dan kebudayaan.

Humohumanus
1.Manusiawi, sikap yang menghargai manusia sebagai makhluk yang memiliki martabat tinggi dengan segala hak-haknya, harus diperlakukan sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan atau sesuai dengan fitrahnya makhluk Tuhan.

2.Berbudaya, perilakunya dituntut oleh akal budi, sehingga mendatangkan kebahagiaan bagi dirinya dan lingkungannya serta tidak bertentangan dengan kehendak Allah.

3.Halus, kehalusan-bertingkah laku perbuatan lemah lembut, sopan santun, budi bahasa dan beradab (akhlak).

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
Fungsi dari pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tujuan dari pendidikan nasional adalah bekembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Penyelenggaraannya :
1.Dilakukan secara demokratis, bekeadilan, tidak diskriminatif, menjungjung tinggi HAM, nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajuan bangsa sebagai suatu kesatuan yang sistematik dengan sistem terbuka dan multi makna.
2.Suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan sepanjang hayat dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
Tanggung jawab pendidikan masa depan, tidak hanya meneruskan nilai-nilai, mentansfer IPTEK semata tetapi juga melahirkan warganegara bekesadaran tinggi tentang bangsa dan kemanusiaan. Namun juga mempersipkan tenaga keja profesional, kompetitif, produktif dalam konteks kehidupan yang dinamis. Serta mengubah sistem berfikir, sikap hidup dan perilaku berkarya individu maupun kelompok dalam rangka memprakarsai perubahan sosial dan mendorong perubahan kea rah kemajuan, adil dan bebas.

Untuk mengantisipasi dampak negatif kemajuan IPTEK dan lajunya arus globalisasi yang cepat, perlu menyadari untuk segera membekali peserta didik dengan kemampuan dasar diantaranya nilai-nilai kemandirian. Secara filosofis kemampuan tersebut berupa kemampuan dalam memahami, memaknai dan mengamalkan nilai-nilai esensial yang ada pada dirinya baik sebagai individu, anggota keluaraga, anggota masyarakat, warga negara maupun sebagai bagian dari alam.

Abad 20 di Amerika dan Eropa, hasil analisis mereka berkesimpulan bahwa sistem pendidikan modern yang sekular telah menghasilkan para saintis dan tenokrat yang handal, tapi tidak melahirkan para lulusan yang memiliki integritas kepribadian yang matang.
Konsep Pendidikan Umum (General Education)
Konsep pendidikan umum adalah pendidikan yang berkenaan dengan pengembangan keseluruhan kepribadian seseorang dalam kaitannya dengan masyarakat dan lingkungan hidupnya. Pendidikan yang komprehensif, membina dan mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa dan mahasiswa.

Latar Belakang Lahirnya General Education
Reaksi terhadap kecenderungan masyarakat modern yang mendewakan produk teknologi dan cenderung mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan sebagai akibat dari produk sistem pendidikan modern yang sekular, yaitu pendidikan yang mementingkan pengembangan spesialisasi, sementara pengembangan nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal nyaris terabaikan.


Bagaimana General Education di Indonesia
General Education atau pendidikan umum yang ada di Amerika telah dikolaborasi oleh para ahli pendidikan di Indonesia menjadi studi atau mata kuliah yang dulu disebut MKDU. MKDU dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
1.MPK (Mata kuliah Pengembangan Kepribadian, meliputi : Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewiraan Nasional), dan kelompok mata kuliah.
2.MBB (Mata kuliah Berkehidupan Bermasyarakat, meliputi : Mata kuliah ISD, IBD dan IAD). IBD dan ISD melebur menjadi mata kuliah ISBD.

Ilmu Sosial Budaya Dasar
Pengertian
Ilmu sosial budaya dasar adalah sebagai integrasi ISD dan IBD memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya kepada mahasiswa sehingga mampu mengkaji masalah sosial kemanusiaan dan budaya. Mahasiswa peka, tanggap, kritis serta berempati atas solusi pemecahan masalah sosial dan budaya secara arif.
Fungsi
Memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial kebudayaan agar daya tanggap, persepsi, dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosial budaya dapat ditingkatkan sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkungannya menjadi lebih besar.
Visi
Berkembangnya mahasiswa sebagai manusia terpelajar yang kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman dan kesederajatan manusia yang dilandasi nilai-nilai esetika, etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat.
Misi
Memberikan landasan dan wawasan yang luas serta menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif pada mahasiswa untuk memahami keragaman manusia dalam kehidupan bermasyarakat selaku individu dan makhluk sosial yang beradab serta bertanggung jawab terhadap sumber daya dan lingkungannya.
Kompetensi
Menjadi ilmuwan dan profesional yang berfikir kritis, kreatif, sistematik dan ilmiah, berwawasan luas, etis, estetis serta memiliki apresiasi, kepekaan dan empati sosial, bersikap demokratis, berkeadaban serta ikut berperan mencari solusi pemecahan masalah sosial budaya secara arif.
Tujuan
1.Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan tentang keanekaragaman dan kesederajatan manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
2.Menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman dan kesederajatan manusia dengan landasan nilai estetika, etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat.
3.Memeberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bemasyarakat, selaku individu dan makhluk sosial yang beradab dalam mempraktikan pengetahuan akademik dan keahliaannya.
Empat Landasan perlunya diajarkan ISBD di Perguruan Tinggi Umum
1. Landasan historis
a. Nenek moyang kita orang beragama terbukti dengan peninggalan sejarahnya.
b. Memiliki warisan budaya dan peradaban tinggi.
c. Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah, cinta damai, toleran dan bergotong royong.

2. Landasan Filosofis
Bangsa Indonesia memiliki falsafah, yaitu Pancasila. Sehingga hidup sesuai dengan nilai – nilai pancasila.

3. Landasan Yuridis Formal
a. UUD 45 pasal 30, 31.
b. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas.
c. Kep. Mediknas No. 232/U/2000 dan No. 045/U/2002 tentang kurikulum inti.
d. Kep. Dirjen Dikti No. 30/Dikti/Kep/2003 tentang rambu-rambu Pelak MPK di PT.
e. Surat edaran dirjrn dikti : No 1058/D/TI/2003 tentang Pelak Kep Dirjen Dikti No. 30.
4. Landasan Pedagogis
Tujuan pendidikan, mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya.



Latar Belakang
Agar tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi memiliki tiga jenis kemampuan yang meliputi :
1.Kemampuan personal, dimana para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap, tingkah laku dan tindakkan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan dan kenegaraan, serta memiliki pandangan yang luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat indonesia.

2.Kemampuan akademis, kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah baik lisan maupun tulisan, menguasai peralatan analisis, mampu berfikir logis, kritis, sistematis, analisis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi, serta mampu menawarkan alternatif pemecahan.

3.Kemampuan profesional, kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan, para ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.

Latar Belakang
Agar tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi memiliki tiga jenis kemampuan yang meliputi :
1.Kemampuan personal, dimana para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap, tingkah laku dan tindakkan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan dan kenegaraan, serta memiliki pandangan yang luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat indonesia.

2.Kemampuan akademis, kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah baik lisan maupun tulisan, menguasai peralatan analisis, mampu berfikir logis, kritis, sistematis, analisis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi, serta mampu menawarkan alternatif pemecahan.

3.Kemampuan profesional, kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan, para ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.